Yogyakarta — Pusat Studi Ekonomi, Keuangan, dan Industri Digital (PSEKUIN) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (KPw BI DIY) resmi menjalin kerja sama dalam pelaksanaan Kajian dan Survei Kemiskinan 2025. Kolaborasi ini hadir untuk menjawab fenomena tingginya angka kemiskinan di DIY yang pada 2024 mencapai 10,83% atau 445.550 jiwa, tertinggi di Pulau Jawa, meskipun DIY memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi kedua secara nasional.

Kajian ini dilatarbelakangi oleh anomali pembangunan DIY, kesenjangan wilayah Utara–Selatan, tingginya garis kemiskinan di perkotaan, serta faktor multidimensi seperti ketidakstabilan pekerjaan, keterbatasan akses modal dan pendidikan, rendahnya keterampilan, hingga kondisi lingkungan ekonomi dan akses infrastruktur. Survei akan menganalisis profil kemiskinan DIY, pola konsumsi rumah tangga penerima bantuan sosial, efektivitas program seperti JSLU, serta perubahan kondisi rumah tangga sebelum dan sesudah menerima bantuan, termasuk penggunaan produk substitusi mandiri untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Ketua PSEKUIN UPN Veteran Yogyakarta, Dr. Ardito Bhinadi, menegaskan bahwa kerja sama ini strategis untuk memperkuat basis data kebijakan pengentasan kemiskinan.

“DIY menghadapi paradoks pembangunan: IPM sangat tinggi tetapi kemiskinan juga tinggi. Kajian ini bertujuan menggali akar persoalan kemiskinan secara multidimensi agar rekomendasi kebijakan yang dihasilkan menjadi lebih tepat sasaran dan berkelanjutan,” ujar Dr. Ardito.

Bank Indonesia DIY menyambut baik kolaborasi ini sebagai bagian dari upaya memperkuat pemahaman mengenai daya beli masyarakat, stabilitas ekonomi regional, dan efektivitas program sosial. Kajian ini diharapkan menjadi rujukan strategis bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan yang inklusif dan berbasis data.