Susun Roadmap Pariwisata Unggulan Wilayah Kediri hingga 2030
Kediri, 2025 — Pusat Studi Ekonomi, Keuangan, dan Industri Digital (PSEKUIN) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta menjalin kerja sama riset strategis dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri dalam sebuah kajian bertajuk “Pengembangan Pariwisata Unggulan di Wilayah Kerja Bank Indonesia Kediri: Pendekatan Spasial dan Roadmap 2030”.
Kerja sama ini dilatarbelakangi oleh besarnya peran sektor pariwisata sebagai salah satu pilar utama ekonomi kreatif yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan investasi, konsumsi, serta penguatan infrastruktur pendukung. Provinsi Jawa Timur sendiri pada tahun 2024 tercatat sebagai tujuan wisata domestik terbesar di Indonesia, namun kontribusi pariwisata di Wilayah Kerja BI Kediri (13 kabupaten/kota) masih belum optimal jika dilihat dari rendahnya tingkat kunjungan wisatawan dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) di sejumlah daerah.
Padahal, kawasan ini memiliki keragaman destinasi yang kuat: wisata alam seperti pantai dan goa di Pacitan, Telaga Sarangan di Magetan, pantai di Trenggalek; wisata sejarah dan budaya seperti Makam Bung Karno di Blitar, Candi Tegowangi dan Surowono di Kediri, hingga Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda. Namun potensi tersebut masih berkembang secara parsial, belum terintegrasi dalam satu kerangka kawasan, dan belum ditopang oleh branding, event, dan investasi yang memadai.
Di sisi lain, pembangunan infrastruktur strategis seperti Jalan Lintas Selatan (JLS), Tol Kediri–Tulungagung, Tol Kertosono–Kediri, serta operasional Bandara Dhoho Kediri membuka peluang besar untuk mempercepat konektivitas dan mengakselerasi pertumbuhan pariwisata di wilayah ini. Kondisi ini menuntut adanya pemetaan potensi yang komprehensif serta strategi pengembangan yang terukur dan berbasis data.
Melalui kajian ini, PSEKUIN dan BI Kediri akan:
-
Memetakan karakteristik dan sebaran spasial potensi wisata unggulan di seluruh Wilayah Kerja BI Kediri, beserta kekhasan lokal dan keunggulan komparatif tiap kabupaten/kota;
-
Menganalisis tantangan pengembangan pariwisata dengan kerangka 3A2P (Atraksi, Akses, Amenitas, Promosi, dan Pelaku);
-
Merumuskan strategi pengembangan kawasan wisata yang kolaboratif, inklusif, dan berkelanjutan;
-
Menyusun roadmap pengembangan wisata unggulan hingga tahun 2030 yang bersifat spasial, bertahap, dan berorientasi implementasi, selaras dengan agenda SDGs (tujuan 8, 11, dan 17).
Ketua PSEKUIN UPN Veteran Yogyakarta, Dr. Ardito Bhinadi, menekankan pentingnya kolaborasi ini bagi penguatan ekonomi wilayah:
“Wilayah Kerja BI Kediri punya modal pariwisata yang lengkap—alam, sejarah, budaya, dan ekonomi kreatif—tetapi masih belum ‘bicara lantang’ di tingkat nasional. Melalui kajian ini, kami ingin membantu menyusun peta jalan yang konkret agar potensi tersebut terhubung, naik kelas, dan benar-benar menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Dr. Ardito.
Bank Indonesia Kediri memandang kajian ini sebagai bagian dari upaya memperkuat diversifikasi struktur ekonomi wilayah, mengurangi ketergantungan pada sektor industri pengolahan, serta mendorong terbentuknya ekosistem pariwisata yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan di kawasan selatan–barat Jawa Timur.